LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM DASAR DASAR ILMU TANAH
OLEH
NAMA : MIFTAHUL JANNAH
NIM :
C1G015115
KELAS :
C
PROGRAM
STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
MATARAM
2016
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.1.1 Kadar Lengas Tanah
Tanah sangat dibutuhkan dalam
kehidupan sebab tanah dapat dimanfaatkan oleh tumbuh-tumbuhan untuk
pertumbuhan. Sedangkan manusia sangat membutuhkan tanaman baik dalam pemenuhan
makanan, pakaian dan lain-lain. Tanah merupakan hasil transformasi zat-zat
mineral dan organik dimuka daratan bumi yang terbentuk dibawah pengaruh
faktor-faktor lingkungan yang bekerja dalam masa yang sangat panjang. Komponen
tanah (mineral, organik, air dan udara) tersusun antara salah satu dengan yang
lainnya membentuk tubuh tanah. Kenampakan dan sifat-sifat tanah di daerah
tertentu berbeda dengan daerah lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh proses
gabungan anasir alami yaitu bahan induk, iklim topografi, dan organisme yang
bekerja pada waktu tertentu. Dengan kata lain, oleh karena intensitas
faktor-faktor pembentuk tanah daerah satu dengan yang lain berbeda maka tanah
yang terbentuk juga berbeda.
Untuk
mempelajari tanah telah dilakukan melalui beberapa disiplin ilmu yaitu ilmu
kimia tanah, fisika tanah, mineralogi tanah, klasifikasi tanah, mikrobiologi
tanah, pedologi dan sebagainya. Memiliki fungsi yang multidimensional sering
timbul masalah yang berkaitan dngan tanah yaitu ketersediaan tanah terbatas
sedangkan penggunaan semakin luas sehingga terjadi penurunan kualitas tanah.
Karakteristik tanah yang utama bahwa dalam mempelajari masalah tanah dibatasi
oleh satuan pewakil-pewakil pedosfer dalam bentuk pencuplikan dan analisis
tanah.
Kadar lengas kapasitas lapang adalah
kandungan air yang terap atau tersekap
oleh sistem tanah setelah air kakas berat yang berlebihan mengatur dan setelah
laju gerakkan air kebawah banyak berkurang. Nilai lengas kapasitas lapang pada
berbagai tanah akan setara dengan nilai kesetaraan lengas atau nilai Ph 2,7.
Oleh karena itu perlu dilakukan pengamatan tentang penetapan kadar lengas
tanah.
Tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri
dari tiga fase yakni padat,cair dan gas. Fase padat hampir menempati 50% volume
tanah sebagian besar terdiri dari bahan organik dan mineral sisa volume selebih
nya merupakan ruang pori yang di tempati sebagian oleh fase cair dan fase gas
yang perbandingan nya dapat bervariasi menurut musim dan pengelolaan
tanah.Tanah mendukung bebagai bentuk kehidupan khususnya pertumbuhan tanaman
sebagai contoh utama.
Tanah berfungsi sebagai tempat tumbuh nya tanaman yang
menangkap sinar matahari dengan fungsi tanah berperan dalam siklus global
karbon.Tekstur tanah menunjukan kasar halus nya suatu tanah dan merupakan
perbandingan relatif pasir, debu dan
liat atau kelompok partikel dengan
ukuran lebih kecil dari kerikil. Tekstur tanah sering berhubungan dengan
permeabilitas daya tahan memegang air drainase dan kapasitas tukar kation serta
kesuburan tanah. Tekstur tanah harus lebih di perhatikan oleh para petani
karena ketersediaan unsur hara dapat bergantung kepada jenis tanah yang akan di
tanam , karena jiika tanaman tidak cocok dengan tanah tersebut maka akan
terganggunya tanaman akibat kekurangan unsur hara atau hasil nya tidak akan
memuaskan. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan pengamatan untuk
menentukan kadar lengas tanah agar nantinya tanah saling berbagi unsur hara dan
demi kelangsungan hidup tumbuhan itu sendiri. Karena kadar lengas tanah itu
menunjukan keaadaan tanah yang memiliki struktur tanah yang baik dan bagus
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman disekitarnya.
1.1.2 Tekstur Tanah
Tanah merupakan suatu sistem mekanik yang kompleks terdiri dari tiga
fase yakni padat,cair dan gas. Fase padat hampir menempati 50% volume tanah
sebagian besar terdiri dari bahan organik dan mineral sisa volume selebih nya
merupakan ruang pori yang di tempati sebagian oleh fase cair dan fase gas yang
perbandingan nya dapat bervariasi menurut musim dan pengelolaan tanah.
Tanah mendukung bebagai bentuk
kehidupan khususnya pertumbuhan tanaman sebagai contoh utama. Tanah berfungsi
sebagai tempat tumbuh nya tanaman yang menangkap sinar matahari dengan fungsi
tanah berperan dalam siklus global karbon.
Tekstur tanah menunjukan kasar halus
nya suatu tanah dan merupakan perbandingan relatif pasir, debu dan liat atau kelompok partikel dengan ukuran lebih kecil dari
kerikil. Tekstur tanah sering berhubungan dengan permeabilitas daya tahan
memegang air , drainase dan kapasitas tukar kation serta kesuburan tanah.
Tekstur tanah harus lebih di
perhatikan oleh para petani karena ketersediaan unsur hara dapat bergantung
kepada jenis tanah yang akan di tanam , karena jiika tanaman tidak cocok dengan
tanah tersebut maka akan terganggunya tanaman akibat kekurangan unsur hara atau
hasil nya tidak akan memuaskan. Maka dari itu para petani harus mancocokkan
tanah dan tanaman agar tanah yang di tanami tanaman nantinya saling berbagi
unsur hara dan demi kelangsungan hidup tumbuhan itu sendiri.
1.1.3 Struktur Tanah
Tanah adalah suatu benda berbentuk tiga dimensi yang
tersusun dari massa padat, cair dan gas yang terdapat di permukaan bumi,
berasal dari hasil pelapukan batuan dan dekomposisi bahan organik.
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang
menggambarkan susunan ruang partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan
yang lain membentuk agregat daru hasil proses pedogenesis. Sifat fisik tanah
diketahui sangat mempengaruhi produksi pertumbuhan dan perkembangan pada
tanaman. Kondisi fisik tanah menentukan
penetrasi akar di dalam tanah drainase, aerasi dan nutrisi tanaman. Sifat fisik
tanah juga mempengaruhi sifat-sifat kimia, biologi tanah.
Struktur tanah berhubungan dengan cara di mana partikel
pasir, debu dan liat relatif di susun atau sama lain. Didalam tanah dengan struktur tanah yang baik , partikel
pasirdan debu di pegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh iat,
humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar di antara agregat (makropori)
membentuk sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah pada
tanah yang lebih dalam . Sedangkan ruang kosong yang kecil (mikropori) memegang
air untuk kebutuhan tanaman. Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman terjadi secara langsung. Struktur tanah
yang remah (ringan) pada umum nya menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan
dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi di banding kan dengan struktur
tanah yang padat. Dari uraian diatas makaperlu di lakukan penelitian untuk
mengetahui jenis dan jumlah pori-pori pada tanah.
Berdasarkan uraian
diatas maka perlu dilakukan praktikum struktur tanah untuk mengetahui berat
volume (BV) dan berat jenis (BJ) dan porositas tanah agar bisa membedakan
antara struktur yang ada. Karena struktur tanah memiliki pori mikro yang bisa
menahan air dan mampu menyimpan nya di dalam ruang pori-porinya serta mampu
menyediakan unsur hara bagi tanaman. Struktur tanah berpengaruh dalam
pengolahan di bidang pertanian, apabila struktur tanah tersebut konsistensinya
besar maka pengolahannya juga membutuhkan banyak tenaga dan sebaliknya apabila
tanah yang berstruktur remah yang kecil daya konsistensinya maka pengolahannya
membutuhkan tenaga yang sedikit.
1.1.4 Konsistensi Tanah
Pengolahan tanah
yang tepat sangat membantu keberhasilan penanaman yang di usahakan. Pengolahan
tanah untuk media tumbuh dan perkembangan tanaman sebaiknya dilakukan pada
keadaan air yang tepat yaitu tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah. Hal
ini dimaksudkan agar tidak merusak struktur tanah.
Untuk menyatakan derajat hubungan antara partikel-partikel
tanah dengan kandungan air tanah digunakan angka-angka konsistensi tanah.
Berdasarkan hal tersebut maka konsistensi dapat di definisikan sebagai suatu
sifat yang menunjukan derajat kohesi dan adhesi diantara partikel-partikel
tanah. Ketahanan massa tanah terhadap bentuk yang di akibatkan oleh tekanan dan
berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah.
Penetapan konsistensi tanah
dilakukan 2 cara yaitu : secara kualitatif dan kuantitatif. Prinsip penetapan
berbagai kekuatan yang mempengaruhi secara kuantitatif adalah penentuan
ketahanan massa tanah terhadap remasan, tekanan atau pijitantangan pada
berbagai kadar air tanah. Penetapan konsentrasi tanah yang dinyatakan dengan
angka kandungan pada batas cair dan batas plastis (lekat) suatu tanah.Oleh
karena itu batas konsistensi dapat diketahui melalui suatu test laboratorium
dimana akan didapat variasi berbagai keadaan konsistensi tanah. Peningkatan
konsistensi tidak merupakan harga mutlak dan sangat peka terhadap keadaan
lingkungan, tekanan serta berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah. Batas
konsistensi dapat diketahui melalui test laboratorium dimana akan terdapat pula
variasi berbagai keaadaan konsistensi
tanah. Peningkatan konsistensi tidak merupakan harga mutlak dan sangat peka
terhadap keadaan lingkungan tekanan serta berbagai kekuatan yang mempengaruhi
bentuk tekanan.
Keadaan air terendah dimana tanah masih bersifat plastis
( lekat ) disebut batas plastis limit dan batas tertinggi dimana tanah masih
bersifat plastis disebut batas cair ( liquid limit). Jika pengolahan tanah
dilakukan pada kandungan air di bawah batas plastis maka tanah akan bergumpal dan pecah.
Sebaliknya jika diolah diatas batas cair maka tanah bersifat seperti benda cair.
Oleh karena itu pengolahan tanah yang paling tepat adalah saat kadar air tanah
berada diantara batas cair dan batas plastis.
Berdasarkan uraian diatas penentuan
konsistensi tanah sangat penting dalam bidang pertanian yaitu dapat mempermudah pengolahan tanah karena
tiap tanah mempunyai konsistensi yang berbeda-beda. Dengan perilaku tersebut
diharapkan mampu membuat konsistensi tanah sesuai dengan jenis tanaman yang
ditanam sehingga mampu meningkatkan produksi pertanian.
1.1.5 Kemasaman Tanah
Salah satu
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi optimal dari tanaman adalah
pH tanah. Reaksi yang dinyatakan dengan pH menunjukan sifat kemasaman atau
konsentrasi ion H+ dan ion OH- dalam tanah yang di
butuhkan oleh tanaman adalah pH yang sesuai dengan keadaan anatomi dan
fisiologis dari pada tanaman tersebut, oleh sebab itu pH perlu diubah agar
sesuai dengan kebutuhan tanaman. Namun usaha ini tidak mudah sebab ada
penghambat yang disebut buffer (sanggahan) yang merupakan suatu sifat umum dari
campuran asam, basa dan garamnya.
Potensial hidrogen (pH) tanah sangat penting bagi tanaman
dalam menentukan mudah tidaknya unsur hara yang diserap oleh tanaman , hal ini
menunjukan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun yang dapat mempengaruhi
aktivitas organisme. Tanah-tanah masam umumnya di jumpai di daerah basah. Di
dalam tanah tersebut konsentrasi ion H+ melebihi konsentrasi ion OH-
.
Tanah ini mengandung Al, Fe dan Mn terlarut dalam jumlah
besar, akibatnya reaksi basa dengan tanah hanya mengandung sedikit Al,Fe dan Mn
yang terlarut. Penentuan pH dapat di tentukan baik di lapangan atau di
laboratorium. Hal ini perlu di ketahui karena pH tanah merupakan gambaran
diagnosis dari nilai yang khusus, reaksi tanah yang penting karena dengan
mengetahui pH maka dapat pula diketahui apa yang akan diberikan kepada tanaman,
baik pupuk maupun bahan organik lainnya serta jumlah kadar air untuk
pertumbuhan tanaman. Berdasarkan uraian di atas maka di lakukan percobaan
reaksi tanah untuk mengukur pH tanah.karena dengan mengetahui
pH tanah akan menjadikan kegiatan pertanian lebih mudah karena telah mengetahui
jenis maupun kandungan asam dan basa tanah, sehingga dapat menentukan komoditas
apa yang cocok dibudidayakan pada tanah tersebut.
1.1.6 Warna Tanah
Kebanyakan orang
melihat kondisi suatu tanah melalui warna merupakan indikator kondisi iklim
tempat tanah berkembang atau asal bahan induknya, tetapi pada kondisi tertentu
warna sering pula digunakan sebagai indikator kesuburan atau produktifitas
lahan.
Warna tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang
perlu diketahui , karena dapat dijadikan petunjuk adanya sifat-sifat khusus
dari tanah tersebut. Tanah berwarna gelap mencirikan kandungan bahan organik
yang tinggi , warna kelabu menunjukan pengaruh air yang dominan , warna tanah
menunjukan bahwa tanah tersebut sudah mengalami pelapukan yang lanjut.
Warna tanah adalah sifat tanah yang
paling jelas dan mudah ditentukan walaupun warna mempunyai pengaruh yang kecil
terhadap kegunaan tanah tetapi kadang-kadang dapat dijadikan petunjuk adanya
sifat-sifat khusus dari tanah. Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan
dengan warna buku yang terdapat pada munsell soil color chart. Penentuan ini
meliputi penetapan warna dasar tanah (matriks), warna bidang struktur dan
selaput liat, suatu pengamatan untuk mengetahui cara menentukan warna tanah
dalam tiga sifat, yaitu kilap (hue), nilai (value) dan kroma (chroma). Kilap
berhubungan erat dengan panjang gelombang cahaya, nilai berhubungan dengan
kebersihan warna. Kroma kadang disebut kejenuhan yaitu kemurnian relative dari
spectrum warna.
Harus diketahui bahwa warna tanah
itu adalah sifat fisik dari tanah, dan dapat di lihat dari segi warna, jika
warna tanah semakin gelap maka kandungan bahan organik semakin tinggi, dan
sebaliknya jika warna tanah itu tidak terlalu gelap maka kandungan bahan
organiknya rendah.
Berdasarkan uraian di atas maka
warna tanah sangat berpengaruh dalam bidang pertanian sebab semakin gelap warna
tanah maka kandungan bahan organik serta unsur-unsur lain yang dibutuhkan tanah
semakin tersedia. Namun tidak semua tanah memiliki bahan organik tinggi karena
banyak jenis tanah yang memiliki kandungan struktur, pH, tekstur serta warna
yang berbeda-beda sesuai dengan jenis tanah yang ada disekitar.
1.1.7 Praktikum Lapangan
Profil tanah
merupakan penampang tegak tanah yang memperlihatkan berbagai lapisan tanah. Pengamatan
profil sifat tanah secara cepat di lapangan tanah sangatpenting dalam
mempelajari sifat-sifat tanah secara cepat diapangan, terutama yang berkaitan
dengan genetis dan klasifikasi tanah. Sidik cepat beberapa sifat fisik, kimia
dan biologi tanah juga biasanya dilakukan dengan bersamaan dan merupakan bagian
pengamatan profil tanah. Evaluasi terhadap sifat-sifat tanah ini kemudian di
lanjutkan secara lebih rinci di laboratorium dengan menggunakan contoh.
Contoh tanah dibedakan atas beberapa macam tergantung pada tujuan dan cara pengambilan.
Bila contoh tanah diambil pada setiap lapisan untuk mempelajari perkembangan
profil, menetapkan jenis tanah maka disebut contoh tanah satelit. Contoh tanah
yang diambil dari beberapa tempat dan digabung untuk menilai tingkat kesuburan
tanah disebut contoh tanah komposit. Pengambilan contoh tanah secara komposit
dapat menghemat daya analisis bila di bandingkan dengan pengambilan secara
individu. Adalagi contoh tanah yang diambil dengan pengambilan sampel dan
disebut dengan contoh tanah utuh, yang biasanya digunakan untuk menetapkan
sifat tanah disebut contoh tanah utuh karena strukturnya asli seperti apa
adanya di lapangan sedangkan contoh
tanah yang sebagian atau seluruh strukturnya telah rusak di sebut contoh tanah
terganggu.
1.2 Tujuan
Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya
praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah ini adalah :
1.2.1
Kadar Lengas
1.
Untuk
menetapkan kadar lengas contoh tanah kering udara
2.
Untuk menetapkan
kadar lengas kapasitas lapang (pendekatan)
1.2.2
Tekstur Tanah
Untuk menetapkan kelas tekstur tanah secara
kuantitatif.
1.2.3 Struktur
Tanah
1.
Menetapkan kerapatan butir tanah (BJ)
2.
Menetapkan kerapatan massa tanah (BV)
3.
Menghitung porositas tanah (n).
1.2.4 Konsistensi
Tanah
1.
Menetapkan batas cair tanah (BC)
2.
Menentukan batas lekat tanah (BL)
3.
Menetapkan batas gulung tanah (BG)
4.
Menetapkan batas berubah warna (BBW)
5. Menghitung:
a.
Jangka olah tanah (JO)
b.
Menghitung indek plastisitas tanah (IP)
c.
Menghitung persediaan air maksimum dalam tanah (PAM)
1.2.5 Kemasaman
Tanah
Untuk
mengukur pH tanah aktual dan potensial.
1.2.6 Warna
Tanah
Untuk mengetahui cara menentukan
warna tanah.
1.2.7 Praktikum
Lapangan
1.
Untuk mengamati profil tanah
2.
Untuk mengukur pH
3.
Untuk menentukan Bahan Organik (BO) dan
kandungan kapur tanah
4.
Untuk menentukan tekstur tanah
5.
Untuk
menentukan struktur tanah
6.
Untuk menentukan warna tana
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Lengas Tanah
Lengas tanah
merupakan air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas
(matrik, osmosis dan kapiler). Kakas ini meningkat sejalan dengan peningkatan
permukaan jenis zarah dan kerapatan muatan elektrostatik zarah tanah. Tegangan
lengas tanah juga menentukan beberapa banyak air yang dapat diserap tumbuhan.
Keberadaan lengas tanah dipengaruhi oleh energi pengikat spesifik yang
berhubungan dengan tekanan air, keberadaan gravitasi dan tekanan osmosis
apabila tanah dilakukan pemupukan dengan konsentrasi tinggi (sutanto, 2005).
Kapasitas
lapang adalah persentase kelembaban yang ditahan oleh tanahsesudah terjadi
drainase dan kecepatan gerakan air kebawah menjadi sangat lambat. Keadaan ini
terjadi 2-3 hari sesudah hujan jatuh yaitu bila tanah cukup mudah ditembus oleh
air, kapasitas lapag tanah di ketahui setelah 2 minggu setelah penanaman.
Kapasitas lapang sangat penting pua karena dapat menunjukkan kandungan maksimum
dari tanah dan dapat menentukan jumlah air pengairan yang diperlukan untuk
membasahi tanah sampai lapisan dibawahnya. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa
air kapasitas lapang berasal dari sisa air gravitasi yang turun kebawah (Wulan,
2011).
Didalam
tanah air dapat bertahan tetap berada didalam ruang pori karena adanya berbagai
gaya yang bekerja pada air tersebut. Untuk dapat mengambil air dari rongga pori
tanah diperlukan gaya atau energi yang diperlukan untuk melawan energi yang
menahan air hingga bertahan dalam rongga pori berasal dari absorbsi molekul air
oleh padatan tanah, gaya tarik menarik antara molekul air, adanya larutan garam
dan gaya kapiler. Jumlah air tanah yang bermanfaat untuk tanaman mempunyai
batas-batas tanertentu. Seperti kekurangan air, kelebihan air dapat merupakan
kesukaran. Air yang berlebihan tidak berarti beracun, akan tetapi kekurangan
udara pada tanah-tanah yang tergenang dapat menyebabkan kerusakan
(Hardjowigeno, 2003).
Adanya
gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi: air
higroskopik yaitu air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat
digunakan tanaman dan air kipler yaitu air dalam tanah dimana daya kohesi
(tarik menarik antara butir-butir air) dan daya adhesi (antara air dan tanah)
lebih kuat dari gravitasi. Air ini dapat bergerak kesamping atau keatas karena
gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia
(dapat diserap) bagi tanaman (Hardjowiegeno, 2014).
Peran air
tanah yang menguntungkan merupakan sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara,
sebagai saranan transportasi dan mendistribusi nutrisi, sebagai komponen kunci
dalam fotosintesis, sebagai agen pemicu pelapukan bahan induk, perkembangan
tanah dan diferensiasi horizon, sebagai stabilisator temperatur tanah,
mempermudah pengelolaan tanah. Sedangkan peran air tanah yang merugikan sebagai
pemicu rusaknya tanah, sebagai pemicu perubahan horizon melalui pelindihan
komponen-komponennya, tanah yang jenuh dengan air dapat menyebabkan
terlambatnya aliran udara kedalam tanah, sehingga menganggu respirasi dan
serapan hara oleh akar, serta aktivitas mikrobia yang menguntungkan (Kemas,
2005).
2.2 Tekstur Tanah
Tanah pada masa kini sebagai media tumbuh tanaman di
definisikan sebagai lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh dan berkembang nya perakaran dan penopang tegak tumbuhnya tanaman
dan menyuplai hara dan nutrisi dan unsur-unsur esensial, sedangkan secara
biologis berfungsi sebagai habitat biota yang berpartisipasi aktif dalam
penyediaan hara tersebut dan zat-zat aktif bagi tanaman (Hanafiah,2014).
Tekstur tanah menunjukan kasar halusnya tanah dari fraksi
tanah halus. Berdasarkan atas perbandingan banyak nya butir-butir pasir, debu
dan liat maka tanah di kelompokkan kedalam beberapa macam kelas tekstur. Kelas
terdiri dari pasir dan pasir berlempung, kelas agak kasar terdiri dari lempung
berpasir dan lempung berpasir halus. Tanah-tanah yang bertekstur pasir karena
butiran-butirannya berukuran lebih besar maka setiap satuan berat misalnya
setiap gram mempunya luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap
ataupun menahan air dan unsur hara. Tanat-tanah bertekstur liat karena lebih halus maka setiap satuan berat
mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan
menyediakan unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi
kimia dari pada tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno, 2003).
Sasaran pokok cara kerja dalam penetapan tekstur tanah
adalah dengan penentuan tagihan ukuran dan jarak penyusun fase padat tanah
yaitu dengan cara menguji suatu media utuh tanah di antara muka ibu jari dan
telunjuk serta memperhatikan rasa tanah dan sifat yang murni (Purwowidodo,
2006).
Konsistensi tanah menunjukan derajat kohesi dan adeshi di
antara partikel-partikel tanah. Tanah yang mempunyai konsistensi yang baik
umumnya mdah di olah dan tidak mudah melekat pada alat pengolahan tanah. Oleh
karena itu tanah dapat di temukan dalam keadaan basah, kerng dan lembab. Maka
penyifatan konsistensi tanah harus di sesuaikan dengan keadaan tersebut. Konsistensi
tanah dapat di tentukan secara kualitatid dan kuantitatif. Secara kualitatif
dengan cara memirit-miritkan atau membuat bulatan atau gulungan, sedangkan
secara kuantitatif di lakukan dengan cara penentuan angka atterberg
(Nurhidayati, 2006).
Konsistensi yang besar yaitu pada keadaan paling kering
yang di sebabkan oleh adanya gaya kohesi konsistensi yang sedang pada waktu
keadaan lembab karena adanya gaya adeshi. Konsistensi rendah apabila keadaan
basah atau jenuh air. Terdapat beberapa batas konsistensi di antaranya batas
cair (BC) yang merupakan kandungan lengas tanah pada saat tanah dapat mengalir
tanpa tekanan di bawah standar getaran. Batas lekat (BL) adalah kandungan
lengas pada saat tanah masih kering yang
di basahi secara perlahan dan mulai melekat pada logam. Batas gulung (BG)
adalah kandungan lengas pada tanah yang dapat di bentuk sesuai dengan yang di
kehendaki dan batas berubah warna (Yuswar, 2006).
1.3 Struktur
Tanah
Tanah dapat di definisikan sebagai suatu tubuh alam yang
terjadi dalam bentuk profil berasal dari suatu campuran yang berubah-ubah dari
pecahan mineral yang mengalami pelapukan dan sisa-sisa bahan organik yang
meliputi bumi dengan air memberikan kekuatan mekanik sebagai makanan bagi tumbuhan
(Soegiman, 2007).
Tanah yang terbentuk di daerah curah hujan tinggi,
umumnya di lapisan atas (top soil) yaitu horizon A dan struktur gumpal di
horizon B atau tanah lapisan bawah (subsoil). Struktur dapat berkembang dari
butir-butiran tunggal maupun kondisi massive dalam rangka menghasilkan
agregat-agregat dimana harus terdapat mekanisme dalam partikel-partikel tanah
mengelompokkan bersama menjadi doster pembentukan ini kadang-kadaang sampai ke
tahap perkembangan struktural yang mantap (Hanafiah, 2005).
Tanah dengan struktur yang baik mempunyai tata udara yang
baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah di olah. Struktur tanah
yang baik adalah yang bentuknya membuat sehingga tidak dapat bersinggungan
dengan rapat akibatnya pori-pori tanah banyak yang terbentuk. Disamping itu
struktur tanah harus tidak mudah rusak sehingga pori-pori tanah tidak mudah
tertutup (Ananto, 2010).
Struktur tanah dapat memodifikasi pengaruh tekstur tanah
dalam hubungan nya dalam hal kelembaban dan porositas. Tersedianya unsur hara,
kegiatan jasad hidup dan perubahan akarstruktur lapisan di pengaruhi oleh
praktis dan dimana aerase dan drainase membatasi pertumbuhan tanaman. Sistem
pertanaman yang mampu menjaga ke mantapan agregat tanah akan memberikan hasil
yang tinggi bagi produksi pertanian (Utomo, 2005).
Struktur tanah dapat berpengaruh dalam bidang pertanian ,
tanah sebagai media tumbuh tanaman menjadi penentu seberapa hasil panen yang
akan di dapat jika struktur tanah nya teralu mantap maka akan sulit
menembusnya, sebaliknya jika kemantapan strukturnya terlalu lemah maka
ketersediaan unsur hara dan air sedikit karena tanah dalam bidang pertanian.
Oleh krena itu di butuhkan struktur tanah yang seimbang (Kurnia, 2006).
1.4 Konsistensi
Tanah
Konsistensi
tanah adalah bagian dari Rheologi. Rheologi adalah ilmu
yang mempelajari perubahan-perubahan bentuk (deformation) dan aliran (flow)
suatu. Sifat-sifat Rheologi dapat dipelajari dengan menentukan angka-angka
Atterberg yaitu angka-angka kadar air tanah pada beberapa macam keadaan.
Angka-angka ini penting dalam menentukan tindakan pengolahan tanah karena
pengolahan tanah akan sulit dilakukan kalau terlalu kering ataupun terlalu
basah (Weny, 2009).
Konsistensi tanah menunjukkan
derajat kohesi dan adhesi diantara partikel-partikel tanah. Hal ini ditunjukkan
oleh ketahana massa tanah terhadap perubahan bentuk yang diakibatkan oleh
tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah. Tanah-tanah yang
mempunyai konsistensi yang baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada
alat pengolah tanah. Oleh karna itu tanah dapat ditemukan dalam keadaan basah,
lembab dan kering maka penyifatan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan
keadaan tanah tersebut (Nurhidayati,2006).
Konsistensi
tanah penting untuk menentukan cara pengolahan tanah yang baik, juga penting
untuk menentukan penetrasi akar tanaman di dalam tanah dan kemampuan tanah
menyimpan lengas. Dalam keadaan lembab tanah dibedakan kedalam konsistensi
gembur (mudah diolah) sampai yang teguh (Agak sulit di cangkul) (Hardjowiegeno,
2006)
Konsistensi yang besar yaitu pada
keadaan paling kering yang disebabkan oleh adanya gaya kohesi. Konsistensi
sedang pada waktu keadaan lembab karena adanya gaya adhesi. Konsistensi rendah
atau sangat rendah apabila keadaan basah, sangat basah atau jenuh air (Syarief,
S, 2002).
1.5 Kemasaman
Tanah
Potensial hidrogen (pH) tanah sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pengaruh langsung berupa ion H+ , sedangkan pengaruh tidak langsung
yaitu tersedianya unsur-unsur hara tertentu dan adanya unsur beracun. Kisaran
pH tanah mineral biasanya antara 3,5 – 10 atau lebih sebaiknya untuk tanah
gembur , pH tanah dapat kuranng dari 3,0. Alkalis dapat menunjukan pH lebih
dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim rendah atau tinggi
asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup untuk petumbuhan dan
perkembanagan suatu tanaman (Sarwono,2010).
Faktor-faktor yang mempengaruhi ph tanah adalah unsur-unsur
yang terkandung dalam tanah. Konsentrasi ion H+ dan ion OH-,
mineral tanah, air hujan dan bahan induk, bahwa bahan induk tanah pH yang bervariasi sesuai dengan
mineral penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan komponen renik
dari air hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah (Kemas, 2005).
Tanah masam adalah tanah dengan pH rendah karena
kandungan H+ yang tinggi. Pada tanah masam lahan kering banyak di
temukan ion Al3+ yang bersifat masam karena dengan air
dan ion tersebut dapat menghasilkan ion H+ dalam keadaan tertentu
yaitu apabila tercapai kejenuhan ion Al3+ tertentu
terdapat juga ion Al- hidroksida, dengn demikian dapat menimbulkan
variasi kemasaman pada tanah (Yulianti, 2007).
Daerah rawa, tanah masam umumnya
disebabkan oleh kandungan asam sulfat yang tinggi. Didaerah ini sering
ditemukan tanah sulfat masam karena mengandung lapisan cat dan logam
(Hardjowiegeno, 2003).
Terdapat dua jenis reaksi tanah atau kemasaman tanah
yakni kemasman (reaksi tanah) aktif dan potensial. Reaksi tanah aktif adalah
yang diukur konsentrasi hidrogan yang terdapat bebas dalam larutan tanah.
Reaksi tanah potensial adalah banyaknya kadar hidrogen dapat tertukar baik yang
terjerap oleh kompleks koloid tanah maupun yang terdapat dalam larutan tanah
(Hanafiah, 2007).
1.6 Warna
Tanah
Tanah adalah suatu benda alami yang
terdapat di permukaan kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral
sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium
pertumbuhan tanaman dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan
dari faktor-faktor yaitu iklim,
bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan (Bale,
2001).
Warna tanah merupakan komposit
(campuran) dari warna-warna komponen-komponen
penyusunnya. Efek komponen-komponen terhadap warna komposit ini secara langsung
proporsial terhadap total permukaan tanah yang setara dengan luas permukaan
spesifik dikali proporsi volumetric masing-masingnya terhadap tanah yang
bermakna materi koloidal memiliki dampak terbesar terhadap warna tanah,
misalnya humus dan besi-hidroksida secara jelas menentukan warna tanah
(Hanafiah, 2004).
Warna tanah merupakan gabungan
berbagai warna komponen penyusun tanah.Warna tanah berhubungan langsung secara
proporsional dari total campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah. Warna
tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan
proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik
menyebabkan makin dominan menentukan warna tanah, sehingga warna butir koloid
tanah (koloid anorganik dan koloid organik) yang memiliki luas permukaan
spesifik yang sangat luas, sehingga sangat mempengaruhi warna tanah (Hanafiah
2014).
Warna tanah berfungsi sebagai
penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah
umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi
kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap sehingga dapat dikatakan bahwa
tanah tersebut ideal untuk diolah menjadi media tumbuh. Sedangkan dilapisan
bawah, dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, tanah banyak dipengaruhi
oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah berdrainase buruk,
yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah berwarna abu-abu
karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+). Pada tanah
yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe terdapat
dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3 (hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3.3H2O (limonit) yang berwarna kuning cokelat.
Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadang-kadangkering, maka
selain berwarna abu-abu (daerah yang tereduksi) didapat pula becak-becak
karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat dimana udara dapat masuk,
sehingga terjadi oksidasi besiditempat tersebut. Keberadaan jenis mineral
kwarsa dapat menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang (Hardjowigeno, 2003).
Warna tanah ditentukan dengan membandingkan
warna tanah tersebut dengan warna standar pada buku Munsell Soil Color Chart. Diagram warna baku ini disusun tiga
variabel, yaitu hue, value dan chroma hue adalah warna spektrum yang
dominan sesuai dengan panjang gelombangnya.
Value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang
dipantulkan dan Chroma menunjukkan
kemurnian atau kekuatan dari warna spektrum. Chroma didefiniskan juga sebagai
gradasi kemurnian dari warna atau derajat pembeda adanya perubahan warna dari
kelabu atau putih netral ke warna
lainnya (Gusli 2015).
1.7 Praktikum Lapangan
Tanah adalah sumber daya alam yang
sangat penting di bidang pertanian dan bidang – bidang lain, karena tanah
merupakan salah satu sumber daya alam penyusun lahan. Lahan merupakan sumber
daya alam penyusun kerak bumi. Tanah merupakan tempat tumbuh tanaman sekaligus
penyedia unsure hara bagi tanaman sehingga
perlu dipelajari keberadaannya (Rahadjo, 2005).
Profil Tanah merupakan suatu irisan
melintang pada tubuh tanah dibuat dengan cara menggali lubang dengan ukuran
(panjang dan lebar) tertentu dan kedalaman yang tertentu pula sesuai dengan
keadaan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tekanan pori diukur relative
terhadap tekanan atmosfer dianamakan muka air tanah (Pasaribu, 2007).
Tekstur tanah
menunjukan komposisis partikel penyusun tanah (separate) yang dinyatakan
sebagai perbandingan proporsi (%) relative antar fraksi pasir, fraksi debu dan
fraksi liat (Hanafiah, 2008).
Struktur
tanah dapat mempengaruhi sifat fisik tanah yaitu pada kerapatan partikel
semakin mantap struktur tanah maka partikel penyusunnya juga akan semakin
rapat. Konsisitensi tanah juga ditentukan oleh seberapa mantap struktur tanah
yang ada, misalnya pada jenis struktur remah maka akan sulit mempertahankan
bentuknya karena sangat padat. Selain itu warna tanah juga berhubungan dengan
struktur pembentuk tanahnya, misalnya pada tipe struktur tanah granuler dan
renah, warnanya lebih gelap karena mengandung banyak bahan organik (Handayanto,
2009 ).
Kemasaman
atau kealkalian tanah (pH tanah) adalah suatu parameter penunjuk keaktifan ion
H+ dalam suatu larutan yang berkesitambungan dengan H tidak
terdisosiasi dari senyawa-senyawa dapat larut dan tidak larut yang ada dalam
sistem. Intensitas keasaman dinyatakan dengan pH dan kapasitas keasaman
dinyatakan dengan takaran H+ terdisosiasi ditambah N tidak
terdisosiasi di dalam sistem . Sistem tanah yang dirajam oleh ion - ion H+
dan A13+ yang berada dalam larutan tanah dan komplek jerapan . Bila
PH sama dengan 7 menunjukan keadaan alkalis (Indaranada, 2008).
Bahan organik tanah terdiri dari
semua sisa makhluk hidup,baik yang berasal dari manusia, hewan maupun
tumbuh-tumbuhan dan termasuk mikroorganisme di dalam tanah baik yang sedang
melapuk maupun yang telah melapuk. Bahan organik sangat besar peranannya
terhadap perbaikan struktur tanah, menambah kemampuan tanah untuk mengikat air,
manambah kemampuan tanah untuk menahan unsur - unsur hara dalam arti kapasitas
kation tanah menjadi tinggi dan sebagai unsur-unsur hara dalam arti kapasitas
tukar kation tanah menjadi lebih tinggi dan sebagai sumber energi bagi
kehidupan organisme. Bahan organik tanah sangat menetukan jenis tanaman apa
yang akan ditanam (Darmawijaya, 2009).
BAB
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Pelaksanaan
Praktikum
Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah ini dilaksanakan setiap hari
selasa, 10 Mei 2016, mulai pukul 14.30 sampai 14.45 di Laboratorium Fisika
Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram. Serta praktikum lapangan pada
tanggal 29 Mei 2016, mulai pukul 12.00 sampai 18.00 yang bertempat di kebun
percobaan Narmada.
3.2 Alat
dan Bahan Praktikum
3.2.1 Kadar Lengas Tanah
Botol timbangan, timbangan analitik,
dapur pengering/oven, eksikato, bejana seng, kawat kasar, papan penungku, dan
gelas piala 500 ml, contoh tanah kering udara gumpalan, contoh tanah halus (0,2
mm dan 0,5 mm), contoh tanah asli, tanah kering udara.
3.2.2 Tekstur Tanah
Tabung sedimentasi, pipet tetes,
Stopwatch, karet, ember, tanah inseptisol, tanah vertisol, NaOH dan aquades.
3.2.3
Struktur Tanah
Piknometer, termometer dengan ketelitian
0,1 oC, botol pemancar air, corong gelas kecil, timbangan analitik,
cawan pemanas lili, gelas ukur, tipet ukur 10 Ml, benang halus, contoh tanah
asli dan contoh tanah halus (Diameter 2 cm) kering udara.
3.2.4 Konsistensi Tanah
Satu set alat casagrande, cawan penguap
diameter 12 cm, botol pemancar, oven,
timbangan analitik, gelas beaker 500 ml, eksikator, sehelai kertas grafik
smilog, alat ketukan dan contoh tanah kering udara.
3.2.5 Kemasaman Tanah
Timbangan analitik, pengaduk gelas, pH
meter, 0,1 N KCL, 0,1 NH2SO4+, contoh tanah 0,5 ml, dan
indikator universal (pH stik).
3.2.6
Warna Tanah
Munsell soil colour chart, contoh
tanah, aquades, botol semprot.
3.2.7 Praktikum Lapangan
Buku
munsell soil colour chart, pisau, pH stik, ember dan meteran. Contoh tanah KCl
dan H2O.
3.2 Prosedur
Kerja
3.2.1 Tekstur Tanah
a. Disiapkan
tanta entisol Ѳ 2 mm, kemudian letakkan tabung sedimentasi secara tegak lurus
tersebut pada sebuah rak.
b. Dimasuksn
tanah entisol kedalam tabung 1 samapi pada garis 15
c. Ditambahkan
NaOH sebanyak 1 mi dan
d. Ditambahkan
aquades sehingga tanda pada garis 45, kemudian di tutup rapat dengan
menggunakan plastic
e. Dikocok
selama 2 menit
f. Dibuka
tutup plastik, letakkan kembali pada rak dan biarkan mengedap selama 1 menit
g. Dituangkan
larutan I dengan perlahan-lahan kedalam tabung II dan biarkan mengendap selama
15 menit
h. Dituangkan
larutan II kedalam tabung III
i.
Kemudian hasilnya dicatat.
3.2.3 Struktur Tanah
A.
Menentukan Kerapatan Butir Tanah (BJ)
1. Disiapkan
alat dan bahan-bahan
2. Ditimbang
piknometer kosong dalam keadaan tertutup ( a gram )
3. Dimasukkan
aquades krdalam piknometer kosong yang telah ditimbang sampai penuh, kemudian
ditimbang ( b gram )
4. Dibuang
air yang ada dalam piknometer, bersihkan kemudian keringkan
5. Ditimbang
5 gram tanah entisol
6. Ditimbangkan
air ke dalam piknometer sampai setengah dari isi piknometer, kemudian
homogenkan
7. Ditimbang
air lagi sampai penuh kedalam piknometer, diamkan selama 30 menit
8. Ditimbang
piknometer yang berisi air dan tanah entisol yang sidah di homogenkan
9. Dihitung
nilai BJ
B.
Untuk Menentukan Kerapatan Massa Tanah
(BV)
1. Disiapkan
sebongkah tanah entisol, lalu ditimbang ( a gram)
2. Dicairkan
lilin dalam cawan pemanas sampai panas dan cair
3. Dicelupkan
bongkahan tanah entisol sampai membeku, kemudian dikeluarkan dari cawan pemanas
4. Ditimbang
tanah entisol yang telah mengeras selaput lilinnya ( b gram)
5. Diisi
tabung dengan air sampai volume tersebut dengan tepat (misal p ml)
6. Dicelupkan
bongkahan tanah berlilin kedalam air yang menyebabkan permukaan naik (gunakan
pipet air (berat) air ditambahkan sampai permukaan tepat garis tanda volume
tertentu (misal q ml)
7. Dicatat
air yang ditambah (misal r ml)
8. Diambil
bongkahan tanah yang sejenis dan ditetapkan kadar lengasnya
C.
Menentukan Porositas Tanah (n)
1. Ditentukan
nilai dari kerapatan butir tanah ( bj)
2. Ditentukan
nilai kerapatan massa tanah (bv)
3. Dihitung
nilai porositas tanah
3.2.4 Konsistensi Tanah
A.
Batas Cair Tanah (BC)
1. Disiapkan
100 g contoh tanah dimasukkan kedalam gelas beaker 500 ml diberikan air
secukupnya dan diadak merata sampai membentuk pasta yang homogen.
2. Dipindahkan
sebagaian pasta tanah didalam cawan casagrande dan diratakan sehingga ket bahan
1 cm
3. Dibelah
pasta tanah pada cawan casagrande menjadi dua bagian menggunakan pengalur
(colet). Pembelahan dimulai dari sisi atas cawan.
4. Diputar
engkol pemutas cawan pada casagrande dengan kecepatan dua putaran perdetik
sampai alur pada cawan menyatu sepanjang 1,27 cm
5. Dicatat
jumlah ketakan yang didapat untuk mencapai keadaan (butir 4), kemudian diambil
contoh tanah disekitar alur yang telah menyatu untuk ditetapkan kadar lengasnya secara
gravimetrik menggunakan oven pada suhu
105oc selama 4-8 jam.
6. Ditetapankan
kadar lengas tanah tersebut dilakukan pada jumlah ketukan antara k-40 ketukan
untuk membentuk alur sepanjang 1,27 cm
7. Balas
cair diperoleh dengan menentukan kadar
lengas tanah pada 25 ketukan, dengan menggunakan bantuan rumus sebagai berikut
: Wp 25? Wpn = (n/25)0.121
B.
Batas Lekat Tanah (BL)
1. Disiapkan
contoh tanah 100 g ( diameter ukuran jarak 2 mm), masukkan kedalam gelas
beaker. Besahi dan aduk merata dengan spatula atau pengaduk
2. Diberikan
air aquades dan pengadukan terus dilakukan agar terbentuk pasta yang homogen.
3. Diambil
pasta tanah tersebut dan gumpulkan pada tangan kemudian tusukkan spatula ?
pengaduk yang telah disediakan penusukkan dilakukan hingga kedalamanan 2,5 cm
dengan kecepatan 1 cm / detik kemudian pengadur ditarik dengan kecepatan 2,5 cm
/ detik.
4. Diperiksa
permukaan pengaduk :
Ø Bila
bersih berarti batas lekat belum tercapai ( lengas tanah masih berada dibawah
batas lekat ). Perlu penumbahan air lagi dan pastakan.
Ø Bila
seluruh tusukan berisi (di lengkeli tanah ), maka berarti lengas tanah berada diats
batas lekat, perlu penambah tanah lagi dan pastakan.
Ø Bila
13 atau 0,8 dari ujung penusuk dilekati tanh, maka bearti batas lekat telah
tercapai.
C.
Batas gulung tanah (BG)
1. Disiapkan
contoh tanah 100 gram. Masukkan kedalam gelas beaker. Tambahakan air suling
sambil di aduk hingga merata. Contoh tanah akan berbentuk bola tetapi tidak
melekat di tangan jika bola terlihat retak, maka perlu penambahan air lagi.
2. Bola
tanah itu diuli atau digulung diatas
bidang permukaan rata ( misal kaca, porselen). Pengulian dilakukan dengan
kecepatan 80-90 gerak sentengah putaran pemenit sampai terbentuk pita-pita (
benang tanah berdiameter 0,3 cm. Jika pita-pita tanah tersebut menunjukkan
keretakan taua parah maka batas plastisitas tercapai. Jika tidak, bearti
kelengasannya terlalu tinggi dan pengaturan kelengasannya dengan menambahkan
tanah, perlu diulangi kembali dan di lanjudkan dengan pengulian lagi hingga
tercapai kriteria batas plastis diatas.
3. Diambil
pita-pita tanah yang telah memenuhi kriteria tersebut untuk menetapkan kadar
lengasnya dengan oven pada suhu 105-110oC.
D.
Batas berubah warna (BBW)
1. Diratakan
sampai tipis dan lion pasta tanh pada permukaan papan menggunakan pengaduk/
colek. Ketebalannya dibuat sedemikian rupa sehingga menipis dibagian tepi
ketebalan bagian tengahnya > 3 mm.
2. Disimpan
ditempat yang bebas dari sinar matahari langsung dan kering anginkan. Pada
waktu lengas menguap. Maka warna tanh akan berubah dari bagian tepi dan beralam
perlahan kebagian lengah.
3. Setelah
perubahan warna mencapai lebar > 0,5 cm, bagian yang berubah warna m1
diambil bersama-sama dengan bagian yang ada disampingnya dengan bagian lebih
gelap selebar 0,5 cm untuk ditetapkan kadar lengasnya sebagai BBW.
3.2.5
Kemasaman Tanah
1. Ditimbang
contoh tanah inseptisol dan vertisol masing-masing 5 gr, masukkan Kedalam Botol
Kocok
2. Ditimbang aquades 25 Ml
3. Dikocok sampai homogen ± 5
Menit, diamkan selama 15 menit
4. Diukur pH dari masing-masing
tanah inseptisol maupun vertisol
3.2.6 Warna Tanah
1. Diambil
bongahan tanah dengan permukaan yanag asli jika tanah dalam keadaan kering bisa
dibasahkan untuk memperoleh permukaan tanah asli
2. Dibandingkan
warna tanah dengan warna-warna pada buku munsell soll colour chart
3. Dicatat
nilai Hue, Value dan Croma, jika dan bercak
dan konkresi tentukan juga warnanya
4. Dilakukan
pengamatan serupa ( bongkah – bongkah ) untuk berbagai order tanah lain dalam
kedaan lembab dan basah.
3.2.7 Praktikum Lapangan
1.
Pengamatan Profil Tanah
a. Diamati
sekeliling areal pengamatan profil tanah
b. Diamati
profil tanah
c. Diukur
kedalam sample profil tanah
d. Diamati
lapisan-lapisan yang ada pada penampang melintang sample profil tanah
e. Diukur
ketebalan masing-masing lapisan yang ada pada sample profil tanah
f. Diamati
banyaknya bebatuan yang ada pada setiap lapisan di sample profil tanah
g. Dicatat
hasil pengamatan profil tanah
2.
Penetapan tekstur tanah secara kualitatif
a.
Diambil sampel tanah pada setiap lapisan
b.
Dilakukan pengulian pada setiap sample
tanah yang diamabil dari setiap lapisan
c.
Ditetapkan persentase pasir, debu, dan
liat pada setiap sample dari masing-masing lapisan
d.
Ditetapkan kelas tekstur tanah dengan
melihat pada segitiga tekstur USDA/ pada tabel kelas tekstur tanah
e.
Dicatat hasilnya
3.
Pengamatan struktur tanh secara
kualitatif
a.
Diambil bongkahan tanah dari setiap
lapisan
b.
Diamati bankahan tanah dari setiap
lapisan
c.
Ditekan bongkahan tanah hingga bongkahan
tanah patah
d.
Ditentukan kekuatan tekanan untuk
mematahkan tanah tersebut
e.
Diamati bongkahan tanah yang patah
tersebut
f.
Ditetapkan struktur setiap lapisan
g.
Dicatat hasilnya
4.
Penetapan pH tanah dilapangan
a.
Diambil sampel setiap lapisan dari bahan
ke atas
b.
Dicampur sample tanah dari setiap
lapisan
c.
Dimasukkan sample tanah kedalam botol
kocok
d.
Ditambahkan ± 20 ml H2O untuk mengukur PH
aktual dan ± 20 mil kce untuk mengukur
PH potensial
e.
Dikocok sample tanah yang sudah
ditambahkan H2O atau kce
hingga homogen
f.
Didiamkan selama beberapa menit sehingga
tanah mengedap
g.
Ditentukan pH tanh dengan membandingkan
warna yang didapatkan dari pH stik dengan warna menggunkan pH stik
h.
Dicatat hasilnya
5.
Penetapan Warna Tanah
a.
Diambil hongkahan tanah dari setiap
lapisan
b.
Dibandingkan warna tanah dengan warna
buku yanag ada pada buku munsel soll colous cuat
c.
Ditetapkan warna tanah
d.
Dicatat hasilnya
6.
Menentukan Bahan Organik Dan Kandungan
Kapur Tanah
a.
Diambil sample tanah dari semua lapisan
dari bawah keatas
b.
Dicampur sample tanah dari semua lapisan
c.
Ditambahkan 15 tetes H 2O2
untuk mengukur bahan organik.
d.
Diamati gelembung yang terbentuk setelah
ditambahkan H2O 2 atau KCl
e.
ditetapkan % kandungan BO/
kaps pada tanah dengan melihat banyaknya gelembung yang dicatat
f.
Dicatat hasilnya
BAB
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Kadar
Lengas
Tabel 1.
kadar lengas contoh tanah kering angin
Jenis Tanah
|
BJ (g/cm2)
|
BV (g/cm2)
|
n (%)
|
Entisol
|
1,030
|
2,54
|
-14,66%
|
Vertisol
|
12,640
|
0,264
|
-478,84%
|
Dari hasil percobaan,
tanah entisol memiliki nilai BV sebesar 2,54 g/cm3. Entisol
mayoritas tersusun atas fraksi pasir sehingga konsistensinya lepas-lepas dan
mempunyai struktur tunggal dengan tekstur tanah yang kasar tersebut maka nilai
BV-nya rendah. Nilai BJ-nya yaitu 1,030 g/cm3. Seharusnya nilai BV
lebih kecil daripada nilai BJ sehingga dapat diketahui bahwa entisol memiliki
kandungan mineral dan bahan organic yang tinggi,namun bertekstur kasar sehingga
air yang masuk tidak dapat disimpan dengan baik. Maka dari itu, walaupun tana
jenis ini termasuk tanah yang subur dengan kandungan mineral dan bahan organic
yang tinggi, namun dengan kurang baiknya menyimpan air dalam pengelolaannya
harus diperhatikan system irigasinya, karena tanah ini bertekstur remah dengan
nilai porositas total tanah yang sangat rendah yaitu -1,46. Semakin nilai
porositas suatu tanah, maka strukturnya semakin mampat.
Dari hasil percobaan, tanah vertisol Praktikum
kali ini di dapatkan berat volume (BV) 0,264% , berat jenis (BJ) 12,640% dan
porositas tanah didapatkan -478,84%. Setelah di dapatkan hasil berat volume dan
berat jenis tersebut, maka kita akan dapat menentukan porositas tanah dengan
rumus yang di tentukan. Bahan organik dapat memperbaiki agregasi tanah
(struktur) sehingga dapat meningkatkan pori tanah. Nilai berat jenis yang
tinggi menunjukan bahan organik yang rendah. Porositas tanah di pengaruhi oleh
adanya kandungan bahan oganik tanah, porositas tinggi menunjukan bahan organik
yang rendah. Tanah dengan struktur granuler/remah mempunyai porositas tanah
yang lebi tinggi di bandingkan dengan struktur tanah yang pejal yang mengandung
lempung karena mempunyai pori-pori makro yaitu pori-pori yang ukurannya besar
sehingga sulit menyimpan air yang di
akibatkan karena air yang terdapat dalam pori makro cendrung berat sehingga
tertarik oleh gaya gravitasi ke bawah,dan mengalir menjadi air gravitasi.
Manfaat mengetahui struktur tanah dalam
bidang pertanian adalah dapat mengetahui kandungan mineral, bahan organic,
serta kebutuuhan air dalam pengelolaan lahan pertanian. Hal tersebut dapat
diketahui denga melihat nilai BJ,BV, dan porositas totalnya.
1.2 Tekstur
Tanah
Tabel 2. Tekstur Tanah
Jenis Tanah
|
%
Pasir
|
%
Debu
|
%
Liat
|
Kelas Tekstur
|
Inseptisol
Entisol
|
73,33 %
66,66 %
|
13,33 %
13,33 %
|
13,34 %
20,01 %
|
SL
SCL
|
Metode yang dilakukan adalah kualitatif karena dilakukan
atas dasar kecepatan pengendapannya dalam suspensi tanah pada pengamatan
menggunakan metode kuantitatif di dapatkan hasil fraksi pasir sebear 73,33 %,
debu 13,33% dan liat 13,34 %. Dengan menggunakan segitiga tekstur menurut maka
dapat diketahui bahwa kelas tekstur tanah ialah pasir berlempung yang memiliki
ciri-ciri sangat kasar, membentuk bola yang mudah hancur, agak melekat. Tanah
inseptisol termasuk ke dalam tanah aluvial dan banyak terdapat di lembah atau
jalur aliran sungai dan dataran pantai. Tanah inseptisol memiliki kadar fosfor
rendah, sedangkan kadar aluminium dan zat besi nya sangat tingggi, keasaman
tanah sekitar 5 sampai 7. Tanaman yang cocok hidup di tanam di tanah inseptisol
yakni tebu, tembakau, kakao, vanili dan pala. Maka tanah dengan pasir
berlempung sangat cocok untuk tanaman perkebunan.
Tanah entisol merupakan tanah yang masih sangat muda yaitu
baru dalam proses tingkat pemulaan dalam perkembangan nya. Tanah entisol
memiliki basa bervariasi dari asam, netral sampai alkalin. Tekstur tanah ini
berkadar organik dan nitrogen lebih rendah di bandingkan dengan tanah yang
bertekstur halus, Hal ini di sebabkan oleh kadar air yang rendah dan
kemungkinan oksidasi yang lebih baik dalam tanah yang bertekstur halus.
Meskipun tanah ini kaya unsur hara kecuali nitrogen akan tetapi unsur ini belum
mengalami pelapuka. Untuk pempercepat pelapukan di perlukan pemupukan bahan
organik, pupuk kandang dan pupuk hijau. Keunggulan tanah ini secara fisik adalah
memiliki drainase dan aerase yang baik.
Maka jenis tanah harus di perhatikan dalm bidang pertanian,
karena dalam bidang pertanian kita tidak boleh menggunakan sembarang jenis
tanah yang ada di sekitar karena belum tentu cocok untuk tanaman yang akan kita
tanam, karena tanah yang baik itu akan meningkatkan kualitas produksi tanaman
pangan.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu di lakukan pengecekan
jenis tanah, kadar lengas tanah agar
tanah cocok dengan jenis tanaman yang akan di tanam maka tanaman otomatis akan
membagi unsur hara yang terkandung di dalam nya.
1.3 Struktur
Tanah
Tabel 2. hasil pengamatan tanah vertisol
dan inseptisol
Jenis tanah
|
BJ
|
BV
|
Porositas total
|
Vertisol
|
2,34
|
3,26
|
-39%
|
Inseptisol
|
12,64
|
0,264
|
-478,84%.
|
Praktikum kali ini di dapatkan berat volume (BV) 0,264% ,
berat jenis (BJ) 12,64% dan porositas tanah didapatkan -478,84%. Setelah di
dapatkan hasil berat volume dan berat jenis tersebut, maka kita akan dapat
menentukan porositas tanah dengan rumus yang di tentukan.
Tanah yang digunakan pada praktikum ini adalah jenis
tanah vertisol yang memiliki struktur tanah yang kurang stabil, hal ini
menyebabkan tanah lebih peka terhadap erosi karena mudah hancur oleh energi
pukulan air hujan. Permeabilitas tanah yang lambat dapat menyebabkan tanah
mudah jenuh air dan mudah terjadi aliran pemukaan sehingga potensial
terhadapbahaya erosi.
Bahan organik dapat memperbaiki agregasi tanah (struktur)
sehingga dapat meningkatkan pori tanah. Nilai berat jenis yang tinggi
menunjukan bahan organik yang rendah. Porositas tanah di pengaruhi oleh adanya
kandungan bahan oganik tanah, porositas tinggi menunjukan bahan organik yang
rendah. Tanah dengan struktur granuler/remah mempunyai porositas tanah yang
lebi tinggi di bandingkan dengan struktur tanah yang pejal yang mengandung
lempung karena mempunyai pori-pori makro yaitu pori-pori yang ukurannya besar
sehingga sulit menyimpan air yang di
akibatkan karena air yang terdapat dalam pori makro cendrung berat sehingga
tertarik oleh gaya gravitasi ke bawah,dan mengalir menjadi air gravitasi.
1.4 Kemasaman
Tanah
Tabel
4. Kemasaman Tanah
Jenis
Tanah
|
pH
|
Keterangan
|
Vertisol
|
7,8
|
Sedikit
Basa
|
Inseptisol
|
6,8
|
Netral
|
Tanah yang pertama digunakan pada praktikum ini adalah
jenis tanah vertisol yang memiliki struktur tanah yang kurang stabil hal ini
menyebabkan tanah lebih peka terhadap erosi karena mudah hancur oleh energi
pukulan air hujan. Tanah vertisol umumnya terbentuk dari bahan sedimen yang
mengandung mineral smekitite dalam jumlah tinggi.
Sifat kimia tanah vertisol umumnya memeiliki kesuburan
kimia yang tnggi, banyak mengandung Fe++, mimiliki KPK yang relatif
baik, kejenuhan basa relatif besar, kapasitas pengikat air tinggi. Secara
kimiawi tanah ini aya akan hara karena mempunyai cadangan sumber unsur-unsur hara
yang tinggi dengan pH 7,8 yang bersifat sedikit basa .
Tanah inseptisol memiliki kandungan posfor rendah,
sedangkan kadar aluminium dan zat besinya tinggi. Keasaman yang dikandung jenis
tanah ini adalah 6,8 dengan tingkat kejenuhan 0,72%. Oleh karena itu tanah ini
termasuk tanah yang memiliki tingkat keasaman yang netral, sementara itu tanah
ini termasuk tanah yang baik digunakan untuk lahan pertanian adalah tanah yang
sifatnya netral, jadi dari hasil percobaan sesuai dengan yang telah di uraikan
di atas.
Penentuan nilai pH suatu tanah sangat penting artinya
sebagai diagnosa untuk mementukan tindakan perbaikan kesuburan tanah baik untuk
memilih tanaman yang cocok maupun untuk menciptakan suasana atau reaksi tanah
tertentu sehingga sesui dengan kehendak tanaman dan cocok bagi penyediaan hara
, selain itu menentukan mudah tidaknya ion-ion hara diserap oleh tanaman pada
umumnya unsur hara mudah diserap oleh tanaman pada pH netral 6-7 karena pada pH
tersebut sebahian besar unsur hara mudah larut dalam air. Upaya untuk
meningkatkan derajat keasaman pH seperti tnah vertisol dan tanah inseptisol di
atas dapat dilakukan dengan menebarkan kapur pertanian sehingga tanah dapat
memiliki keasaman yang rendah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah yaitu
bahan induk tanah, pengendapan, vegetasi alami, pertumbuhan tanaman , kedalaman
tanah dan pupuk nitrogen.
1.5 Konsistensi
Tanah
Tabel
5. Konsistensi Tanah
Angka atterberg
|
Niai
|
Jumlah ketukan
|
% kadar air
|
Harkat angka atterberg
|
|||
A
|
B
|
C
|
|||||
BC
|
3,83
|
11,69
|
9,56
|
26
|
37,17
|
Sedang
|
|
BL
|
16,84
|
31,68
|
27,72
|
-
|
36,39
|
Sedang
|
|
BG
|
16,78
|
22,07
|
20,64
|
-
|
37,04
|
Sedang
|
|
BBW
|
17,33
|
24,38
|
22,66
|
-
|
32,27
|
Sedang
|
|
JO
|
-0,65
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Sedang
|
|
IP
|
0,13
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Sangat rendah
|
|
PAM
|
4,9
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Sangat rendah
|
|
Harkat angka-angka
atterberg adalah angka-angka kadar air tanah pada beberapa keadan. Angka ini
penting dalam menentukan tindakan pengolahan tanah, karena pengolahan tanah
akan sulit dilakukan jika tanah terlalu kering atau terlalu basah. Bila
kandungan air tinggi, tanah dapat melekat pada alat pegolah tanah, sedangkan
bila tanah kekeringan maka melekatnya tanah pada alat juga akan berkurang,
sehingga bila kadar air terus berurang akhirya tanah tidak dapat melekat lagi.
Pada prktikum kali ini
dilakukan percobaan tentang konsistensi tanah. Pada saat praktikum digunakan
angka-angka atterberg yaitu batas cair, batas lekat, batas gulung, batas
berubah warna. Batas cair yaitu jumlah air terbanyak yang dapat di tahan olah
tanah. tanah adalah kadar air tanah di
mana tanah tidak dapat melekat pada benda lain. Batas gulung merupakan kadar
air di mana gulungan tanah dimulai tidak dapat digolek-golekkan lagi. Dan batas
berubah warna adalah tanah yang telah
mencapai btas gulung masih dapat terus kehilangan air sehingga tanah lambat
laun menjadi kering dan pada suatu ketika tanah menjadi berwarna lebih terang.
Dari hasil pengamatan
dapat dilihatkonsistensi suatu jenis tanah yaitu tanah entisol. Di dapat kadar
lengas batas cair (BC) adalah 37,17 % dimana hubungan kadar air dengan jumlah
ketukan, bahwa jumlah ketukan dan kadar air memiliki hubungan yang
berkebalikan, semakin besar kadar airnya maka jumlah ketukan akan semakin
sedikit. Pada kadar air tinggi, tanah akan berada pada kondisi yang basah atau
bisa dikatakan konsistensinya basah. Jumlah ketukan sebanyak 26 ketukan, yang
artinya pada saat jumlah ketukna 26 tanah telah mencapai batas cair dengan
dicirikan kemampuanya mnahan air tanah.
Batas lekat (BL)
didapatkan hasil 36,39% yang menunjukkan pada kadarh air tersebut tanah telah
mencapai batas melekat. Hal ini menunjukkan bahwa tanah entisol memiliki sifat
agak melekat. Tanah entisol sebagian penyusunnya adalah pasir sehingga sedikit
lekat pada tangan. Batas gulung dihasilkan sebesar 37,04% yang menunjukkan
batsa kaasitas terendah tanah dan jika digolek-golekkan tanah akan pecah-ecahke
segala jurusan. Unutk BBW kadar lengasnya sebesar 32,27% yang menunjukkan bats
terendah kadar air yang bisa di serap tanaman. Pada batas berubah warna, bagian
tepi lebih mudah mengering dari pada bagian tengah. Ha ini terjadi pada bagian
tepi terkena angin lebih banyak dibandingkan bagian tengahnya.
Konsistensi tanah
menunjukkan derajat kohesi dan adhesi diantara partikel-partikel tanah. Hal ini
ditunjukkan oleh data yang didapat yaitu BC > BL, di mana hal tersebut
berpengaruh pada sifat kelekatan tanah. Nilai kisaran antara batas cair dengan
batas gulung menunjukan indeks
plastisitas yaitu didapat hasil Ipnya 0.13 dan JO yaitu -0,65, namun angka yang
diperoleh tidak termasuk dalam harkat angka atterberg. Hal ini mungkin terjadi
karena kesalahan ataukurang teliti dalam praktikum atau saat proses penimbangan
berlangsung. Sedangkan nilai PAM yang diperoleh 4,9 ini menunjukkan dalam
harkat angka atterberg sangat rendah, ini menunjukkan bahwa tanah entisol tidak mudah diolah atau agak sulit dalam
pegolahan.
1.6 Warna
Tanah
Tabel 6. Warna Tanah
|
Jenis Tanah
|
HUE
|
VALUE
|
CHROMA
|
Warna
|
Basah
|
Vertisol
|
10
YR
|
3
|
1
|
Very
Dark Gray
|
Inseptisol
|
10
YR
|
3
|
1
|
Dark
Yellowish
Brown
|
|
Kering
|
Vertisol
|
5
YR
|
4
|
1
|
Light
Gray
|
Inseptisol
|
5
YR
|
7
|
1
|
Dark
Gray
|
Faktor yang mempengaruhi warna tanah
adalah bahan organik, iklim, dan jenis bahan induknya. Bahan organik yang
terkandung dalam tanah sangat mempengaruhi warna tanah, semakin banyak bahan
organiknya maka warna tanahnya akan semakin gelap. Begitu juga dengan iklim
semakin sering terjadi perubahan iklim maka akan sering terjadi pelapukan pada
batuan induk, selain itu dengan adanya proses pelapukan maka jumlah
mikroorganisme akan bertambah dan menyebabkan warna tanah berpengaruh.
Warna tanah ditentukan dengan cara
membandingkan dengan warna yang terdapat pada buku munsell soil color chart,
warna dinyatakan dalam tiga satuan atau karakteristik yaitu kilap (hue), nilai
(value), dan kroma (chroma), menurut nama yang tercantum dalam laju buku
tersebut, kilap berhubungan erat dengan panjang gelombang cahaya, nilai
berhubungan erat dengan kebersihan suatu warna dari pengaruh warna lain dan
kroma yang kadang-kadang disebut juga dengan kejernihan yaitu kemurnian relatif
dari spektrum warna.
Berdasarkan hasil pengamatan warna
tanah terlihat bahwa setiap jenis tanah memiliki warna ada yang berbeda dan ada
yang sama. Jenis tanah vertisol basah memiliki warna Very dark gray dan nilai
hue 10 YR, value 3, chroma 1. Biasanya ditulis dengan menggunakan 10 YR 3/1.
Untuk tanah vertisol kering warnanya dark gray mempunyai nilai hue 5 YR, value 4
dan chroma 1 ditulis dengan notasi 5 YR 4/1.
Sedangkan untuk jenis tanah inseptisol basah memiliki
warna Dark yellowish brown yang nilai hue 10 YR, value 3, dan chroma 1 atau 10
YR 3/1. Untuk inseptisol kering warnanya reddish gray nilai hue 5 YR, value 7
dan chroma 1 atau 5 YR 7/1.
Dari kedua jenis tanah vertisol dan inseptisol, yang
kering memiliki warna yang berbeda. Tanah yang warnanya semakin gelap itu menandakan
bahan organiknya semakin banyak, namun dari hasil pengamatan tanah vertisol dan
inseptisol basah memiliki warna yang sama yaitu black, untuk yang kering tanah vertisol dan
inseptisol memiliki warna yang berbeda yaitu reddish black dan reddish gray,
sehingga ini memungkinkan kedua jenis tanah ini memiliki bahan organik yang
tidak jauh berbeda.
1.7 Praktikum
Lapangan
Tabel 7. Kedalaman sampel
Kedalaman sampel
|
Kedalaman lapisan (cm)
|
Bebatuan (0-6)
|
||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
|
100
|
30
|
15
|
15
|
17
|
21
|
6
|
4
|
3
|
2
|
1
|
Kedalaman
lapisan ini dilakukan dengan tujuan mengamati warna, lapisan .tekstur dan
struktur tanah. Dari data diatas maka dapat di ketahui masing-masing bentuk,
struktur,warna tanah. Jika tanah semakin dalam maka struktur tanahnya semakin
kasar karena banyaknya batuan yang terdapat di dalam tanah bagian bawah.
Sebaliknya tanah yang berada di lapisan paling atas di dominasi oleh tanah
berlempung dan memiliki batuan yang tidak terlalu banyak.
Tabel 8. Penggolongan kelas tekstur
Tekstur
|
Kelas Tekstur
|
Struktur
|
PH
|
Warna
|
|||
%
Liat
|
%Debu
|
%Pasir
|
A
|
P
|
|||
5
|
15
|
80
|
S
|
Mudah
hancur
|
5
|
4
|
Pinkyswite
|
30
|
20
|
50
|
SCL
|
Mudah
hancur
|
|
|
Dark
brown
|
50
|
20
|
30
|
SiC
|
Sukar
hancur
|
|
|
Dark
brown
|
60
|
30
|
10
|
C
|
Sangat
sukar hancur
|
|
|
Brown
|
80
|
15
|
5
|
C
|
Sulit
hancur
|
|
|
Black
|
Pada pengamatan tentang
profil tanah di lapangan diketahui
terdapat 5 horison tanah yang diamati. Pengamatann tersebut didaatkan
hasil dari kedalaman setiap lapisan yaitu lapisan pertama 30 cm, dengan nilai
bebatuan 6. Lapisan kedua 15 cm dengan nilai bebatuan 4. Lapisan ketiga 15 cm
dengan nilai bebatuan 3. Lapisan keempat 17 cm dengan nilai bebatuan 2. Dan
lapisan kelima 21 cm dengan nilai bebatuan 1.
Adapun
tekstur pada setiap lapisan tanah adalah sebagai berikut: lapisan pertama liat
5%, debu 15 %, dan pasir 80%., kelas teksturnya S, mempunyai struktur tanah
mudah hancur. Lapisan kedua dengan liat 30%, debu 20%, dan pasir 50%, kelas
tekstur tanahnya SCL dengan struktur tanah mudah hancur. Laisan ketiga liat
50%, debu 20%, pasir 30%, dengan kelas tekstur SiC, strukturnya sukar hancur.
Lapisan keempat liat 60%, debu 30%, dan pasir 10%, kelas tekstur C, dan
struktur tanah sukar hancur. Dan lapisan kelima liat 80%, debu 15%, dan pasir
5%, kelas teksturnya sulit hancur karena mempunyai tekstur liat yang lebih
besar dari yang lainnya.
Warna tanah ang didapatkan pada lapisan
pertama adalah pinkyswite, lapisan kedua dan lapisan ketiga sama yaitu dark
brown, lapisan keempat brown, dan lapisan kelima adalah Black. Warna-warna
tersebut dapat diketahui dengan berpedoman pada buku Munsell Soil Colour Chart,
dengan mengambil setiap sampel lapisan tanah kemudian dibandingkan.
Tanah
juga mempunyai pH. pH didapatkan dari hasil praktikum lapangan, dengan
mengambil contoh tanah yaitu pH actual dan pH potensial. Ph actual yaitu contoh
tanah ditambahkan dengan aquades dan didapatka hasil pH-nya adalah 5. sedangkan
untuk ph potensial adalah contoh tanah ditambahkan aquades kemudian KCl
sehingga di dapatkan hasil pH-nya adalah 4. Hal inimenujukkan bahwa tanah
tersebut asam, karena kurang dari 7, dan apabila lebih dari 7 maka namanya
basa.
4.2
Profil tanah
Pada
pengamatan tentang profil tanah di lapagan diketahui bahwa kedalaman sampel100
cm yang terdapat kedalaman 5 lapisan tang diamati. Pengamatan tersebut
didapatkan hasil dari kedalaman setiap lapisan yaitu lapisan pertama 30 cm
dengan nilai bebatuan 6, lapisa kedua 15 cm degan nilai bebatuan 4, lapisan
ketiga 15 cm dengan bebatuan 3, laisan keempat 17 cm dengan bebatuan 2, lapisa
kelima 21 cm dengan nilai bebatuan 1. Kedalaman setiap lapisan berbeda-beda dan
bebatuanya pun berbeda nilai bebatuannya semakin ke bawah semakin kecil
nilainya.
4.3 Tekstur dan Struktur
Pengamatan
juga dilakukan pada tekstur tanah yang diuji secara kuantitatif dandidapatkan
pada lapisan pertama liat 5%, debu 15%, pasir80%, pasir ebih menonjol karena
sifat tanahnya sangat kasar, tidak bisa membentuk bola dan tidak melekat.
Lapisan keduda liat 30%, debu 20%, pasir 50%. Lapisan ini berada di kelas SCL
(lempung liat berpasir). Strukturnya mudah hancur karen masih terdapat pasir
dan sedikit lebih kasar. Lapisan ketiga liat 50%, debu 20%, pasir 30%, kelas
tekstur SiC (liat berdebu), strukturnya sukar hancur karena terdapat fraksi
liat sehingga tanah terasa licin dan lebih halus karena terdapat debu. Lapisan
keempat liat 60%, debu 30%, pasir 10%, kelas tekstur C (liat), strukturnya
sangat sukar hancur sama dengan lapisan kelima liat 80%, debu 15%, pasir 5%,
kelas tekstur C, namun pada lapisan ini strukturnya sulit hancur karena
sebagian besar penyusunnya adalah liat yaitu 80% sehingga apabila kita membuat
bulatan akan terbentuk sempurna dan bila kering sangat keras.
4.4 Warna Tanah
Warna
yang didapatkan pada lapisan berbeda-beda karena kandungan organik yang ada di
dalam tanah. Lapisan pertama pinkyswite, lapisan kedua dark brown, lapisan
ketiga dark brown, lapisan kempat brown, dan lapisan kelima Black. Warna yang
didapatlan itu bisa kita lihat pada buku munsell soil colour chart dengan
mengambil setiap lapisan tanah lalu dibandingkan.
4.5 Kemasaman(pH)
Nilai
pH tanah juga bisa kita dapatkan dari hasil praktikum lapangan, setiap tanah
mempunyai pH, namun dalam praktikum ini terdapat dua pH yaitu pH aktual dan Ph
potensial. PH aktual didapatkan dengan mengambil contoh tanah lalu ditambahkan
aquades dan hasil yang didapatkan atau pHnya 5. Sedangkan pH potensial
didapatkan dengan mengambil contoh tanah yang sama lalu ditambahkan aquades
dengan kcl sehingga mendapatkan pH 4. PH 5 tanahnya itu sangat masam sedangkan
pH 4 sangat amat sangat masam.
4.6 BO (Bahan Organik)
Kandungan
bahan organik pada praktikum lapangan menggunakan larutan HSO4 yang ditetesi
kedalam campuran tanah. Terlihat banyak gelembung yang terbentuk menandakan
tanah tersebut cukup banyak mengandung bahan organik yaitu 2%. Pada umumnya
kandungan organik tanah maksimal 5%, namun karena lahan atau tanah tempat
dilakukannya praktikum telah mengalami pengolahan secara ekstrim mengakibatkan
kandungan dan kemurnian bahan organik tersebut berkurang.
BAB
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa:
1.
Tanah inseptisol diperoleh persentase fraksi debu
13,33 %, fraksi pasir 73,33 %, fraksi liat 13,34 % dan kelas teksturnya SL
(sand loam) atau lempung berpasir.
2.
Nilai BJ tanah vertisol cukup tinggi
yang menunjukan rendahnya kandungan bahan organik tanah tersebut.
3. Nilai
BV tanah tanah vertisol sebesar 3,96 itu berarti Bahan organik dapat
memperbaiki agregasi tanah ( struktur) sehingga dapat meningkatkan pori tanah.
4. Batas
cair tanah (BC) dengan jenis tanah entisol yaitu 37,17%.
5.
Batas Lekat (BL) kadar lengasnya 37,04%.
6.
Batas gulung (BG) adalah 36,39%
7.
Batas berubah warna (BBW) adalah 32,27%.
8.
Menghitung
A. Jangka Olah (JO)
mempunyai nilai 0,65
B. Indeks platisitas (IP) mempunyai nilai 0,78
(sangat rendah)
C. Persediaan air maksimum (PAM) yaitu 4,9 (sangat
rendah)
9. pH
tanah yang dimiliki tanah vertisol sebesar 7,8 untuk tanah inseptisol sebesar
6,8.
10. Tanah
vertisol dan inseptisol memiliki pH netral yang tidak sama dimana pH vertisol
merupakan agak sedikit basa sangat sedangkan inseptisol memiliki pH tang netral
dan cocok untuk lahan pertanian.
11. Tanah
vertisol basah memiliki warna very dark gray yang memiliki hue 10 YR, value 3
dan chroma 4, sedangkan inseptisol memiliki warna dark yellowish brown memiliki
hue 10 YR, value 3 dan chroma 1
12.
Tanah kering vertisol memiliki warna dark gray nilai
hue 5 YR, value 4 dan chroma 1, untuk tanah inseptisol warnanya light gray
nilai hue 5 YR, value 7 dan chroma 1.
13. Terdapat 5 horizon penyusun tanah yang diamati
dalam praktikum lapangan.
14. Kedalaman
tanah yang diukur yaitu 100 cm dan mempunyai lima lapisan, setiap lapisan
mempunyai ukuran berbeda yaitu lapisan pertama sampai lapisan kelima yaitu 30,
15, 15, 17 dan 21.
15. Tekstur
dan struktur tanah setiap lapisan juga berbeda-beda yaitu lapisan pertama
teksturnya berpasir (s), lapisan kedua lempung liat berpasir (SCL) mudah
hancur. Lapisan ketiga liat berdebu (SiC) strukturnya sukar hancur, lapisan
keempat dan kelima hampir sama yaitu teksturnya liat namun pada strukturnya
lapisan keempat sangat sukar hancur sedangkan kelima sulit hancur.
16. Warna
tanah setiap lapisan juga berbeda-beda yaitu pinky swite, dark brown, dark
brown, brown dan black dengan menggunakan munsell soil color chart
17. Keasaman
atau pH tanah ada dua yaitu potensial dan aktual pHnya 5 dan potensial pHnya 4.
18. Hasil
penetapan bahan organik dan kandungan kapur dalam tanah didapatkan adalah 2 %
untuk kandungan bahan organik 0% untuk kandungan kapur.
5.2
Saran
Untuk praktikum selanjutnya,
diharapkan terlebih dahulu memeriksa alat-alat yang digunakan oleh praktikan
sehingga tidak ada kesalahan-kesalahan yang tidak di inginkan selama praktikum
berlangsung.
Pada tekstur tanah sebaiknya
dalam memilih lahan untuk pertanian harus di perhatikan masalah tekstur tanah
karena akan mempengaruhi kandungan bahan organik dan unsur hara yang di
perlukan untuk tanaman serta kemampuan nya menyimpan air dan aerasi. Pada
struktur tanah yang harus sesuai bagi tanaman, kita harus memilih struktur tanah
yang stabil dan pori-pori tanah yang sesuai. Pori makro terisi oleh air dan
mikro terisi oleh udara.
Penetapan konsistensi atau kadar lengas tanah
pada lahan pertanian sangat lah penting karena konsistensi merupakan derajat
kohesi dan adhesi diantara partikel-partikel tanah untuk meyerap dan
menyediakan air bagi tanaman yang tumbuh di sekitar tempat tersebut. Jika
konsistensinya baik maka semakin banyak air yang tersedia di dalam tanah
tersebut. Hal ini berpengaruh pada hasil panan para petani kedepannya.
Mengetahui
pH tanah perlu karena setiap jenis tanah memiliki pH yang berbeda. Dengan
mengetahui pH tanah kita dapat menentukan jenis komoditi yang cocok sebagai
bahan tanam pada lahan tersebut agar hasil dapat maksimal.
Pada
saat praktikum kita di haruskan untuk teliti, karena pada saat mencocokkan
warna tanah untuk sampel dan buku Munsell soil colour chart karena kecocokan
warna tanah sangat penting agar penelitian dikatakan berhasil.
5.2 Pesan
dan Kesan
Untuk
praktikum selanjutnya agar di persiapkan alat dan bahan yang sesuai dengan
acara percobaan yang akan di praktikan. Dan sebelum praktikan masuk ke ruangan
laboratorium sebaiknya assisten praktikum sudah dibagi sebelum. Semoga tahun
depan praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah Kedepannya menjadi lebih baik dan banyak
tidak keteteran dan para assisten praktikum jauh-jauh hari menyebarkan kerangka
laporan tetap agar laporan tetap dapat di persiapkan dengan matang, dan coasst
dapat segera mengembalikan laporan mingguan.
DAFTAR
PUSTAKA
Aliran Sungai Cade.
Erlangga. Jakarta.
Bale. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Kuliah Online.
Jakarta.
Darmawij
aya.
2009. Sifat Fisika Tanah. Kanisius.
Yogyakarta.
Gusli, S. 2015. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin. Makassar.
Hanafiah, K.A. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT Baja Grafindo Persada. Jakarta.
Handayani,Suci.2007.Bahan Asistensi Praktikum Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian.Univesitas
Gadjah Mada.Yogyakarta
Handayanto. 2009. Panduan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Universitas Lampung. Lampung.
Hardjowigeno, S. 2013. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis.
Akademika Presindo. Jakarta.
Indranada
K, Henny. 2008. Pengelolaan Kesuburan
Tanah. Bumi Aksara. Jakarta.
Kohnke, H. 2005. Soil Physic. Tata MC Graw. Hill Publishing, Company Ltd. Bombay.
Kurnia.2006.Ilmu Tanah. Diakses 18 Mei 2016.
Madjid. 2007.Air Tanah. Diakses 18 Mei 2016
Madjid, Abdul. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Kuliah
Online. Fakultas Pertanian. Yogyakarta.
Nurhidayati. 2006. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian
Unisma. Malang.
Purwowidodo.2006.Ganesha Tanah. Institut Pertanian Bogor Press.Bogor
Pasaribu.
2007. Profil Tanah. Universitas
Indonesia Press. Jakarta.
Rahadjo.
2005. Penetapan Kadar Air Metode Oven.
Ipb Press. Bogor.
Susanto, Rachman. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Konsep dan
Kenyataan. Kanisius. Yogyakarta.
Syarif .2002. Dasar-Dasar Ilmu TanahUniversitas. Fakultas Pertanian Universitas
Jendral Sudirman.Semarang
Utomo. 2005. Dasar Ilmu Tanah. Diakses 18 Mei 2016.
Weny.2009.Sifat- Sifat Fisika Tanah Bagian 5 Konsistensi Tanah.Html Diakses
25 Mei 2016.
Yunus,
Yuswar. 2006. Tanah dan Pengolahan.
CV. Alfabeta. Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar